SURAKARTA, Jatengnews.id — Aksi nekat membawa kabur uang senilai Rp10 miliar dilakukan oleh seorang sopir Bank Jateng Wonogiri bernama Anggun Tyas (AT).
Pihak kepolisian menyebut perbuatan tersebut dilakukan secara spontan, tanpa rencana sebelumnya.
Kasat Reskrim Polresta Surakarta, AKP Prastiyo Triwibowo, mengungkapkan bahwa dari hasil pemeriksaan sementara, tidak ditemukan unsur perencanaan dalam aksi pencurian tersebut.
Baca juga: Sopir Bawa Kabur Rp10 Miliar Uang Bank Jateng
“Kita belum menemukan adanya perencanaan. Tersangka bertindak secara spontan karena melihat ada kesempatan untuk membawa mobil berisi uang,” ujar AKP Prastiyo saat memberikan keterangan, Jumat (12/9/2025).
Kejadian bermula pada Senin (1/9/2025) saat petugas Bank Jateng melakukan pengambilan uang di dua lokasi, yakni Bank Indonesia (BI) Solo sebesar Rp6 miliar, dan sisanya dari Bank Jateng Solo, dengan total uang yang dibawa mencapai Rp10 miliar.
Uang tersebut kemudian dimasukkan ke dalam mobil operasional kantor jenis Toyota Avanza Veloz warna hitam dengan nomor polisi H-1959-UF. Saat salah satu petugas yang mendampingi sopir izin ke kamar mandi, sopir justru langsung membawa kabur mobil beserta seluruh uang di dalamnya.
“Petugas sempat turun ke kamar mandi, saat kembali ke parkiran, mobil dan sopir sudah tidak ada,” terang Kasat Reskrim.
Setelah seminggu buron, tersangka akhirnya berhasil diamankan oleh Tim Resmob Polresta Surakarta pada Senin (8/9/2025) pukul 04.00 WIB di kediamannya yang berada di Panggang, Kecamatan Gunung Kidul.
Dalam penangkapan tersebut, polisi juga mengamankan barang bukti berupa uang tunai lebih dari Rp9 miliar, yang disimpan dalam tiga karung besar.
“Kita berhasil mengamankan lebih dari Rp9 miliar. Uang tersebut disimpan dalam karung dan masih utuh,” tambahnya.
Baca juga: Gaji Rp3,5 Juta, Sopir Bank Jateng Gelapkan Uang Rp10 Miliar
Sementara itu, pihak keluarga tersangka juga mengaku terkejut dengan tindakan AT. Bahkan sang istri menyebut tidak mengetahui sama sekali adanya rencana pencurian dari suaminya.
Penyelidikan masih terus berlanjut, terutama untuk melacak sisa uang sekitar Rp1 miliar yang belum ditemukan serta mendalami kemungkinan adanya pihak lain yang terlibat.(02)
