BOYOLALI, Jatengnews.id – Inovasi ramah lingkungan terus bermunculan dari berbagai daerah di Indonesia. Di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, masyarakat berhasil mengubah limbah peternakan dan gulma eceng gondok menjadi sumber energi terbarukan berupa biogas.
Program ini merupakan hasil pendampingan PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah terhadap kelompok masyarakat setempat. Salah satunya adalah Kelompok Pandawa Patra, yang sukses memanfaatkan kotoran sapi dan kambing sebagai bahan utama biogas.
Baca juga : PLTMH Wangan Aji, Koperasi Pesantren Penggerak Energi Terbarukan di Wonosobo
Pendamping kelompok, Haryono, menuturkan ide tersebut muncul dari persoalan limbah yang selama ini belum termanfaatkan. “Kita manfaatkan limbah peternakan untuk bahan biogas. Awalnya pakai kotoran sapi, lalu dikombinasikan dengan kotoran kambing, hasilnya lebih bagus,” ujarnya dalam program Squawk Box CNBC Indonesia, Jumat (7/11/2025).
Dalam waktu tiga bulan, kelompok ini mampu mengolah sekitar 370 karung limbah peternakan menjadi biogas yang dapat digunakan untuk kebutuhan rumah tangga, seperti memasak. Selain itu, anggota kelompok—yang sebagian besar merupakan penyandang disabilitas—juga mendapatkan pelatihan mengenai teknik peternakan dan pertanian yang lebih produktif.
“Teman-teman belajar cara beternak dan menanam yang baik, lalu praktik di rumah masing-masing. Harapannya, pendapatan mereka bisa meningkat,” tambah Haryono.
Tak hanya limbah peternakan, kelompok lain binaan Pertamina, Pokmas Ngudi Tirto Lestari, juga berhasil mengubah eceng gondok—gulma pengganggu di Waduk Cengklik—menjadi biogas dan pupuk.
“Eceng gondok merusak alat tangkap dan bikin ikan mati. Sekarang kita manfaatkan batang dan daunnya untuk difermentasi selama 21 hari, lalu gasnya bisa dipakai untuk memasak,” jelas Dalmanto, anggota Pokmas Ngudi Tirto Lestari.
Aviation Fuel Terminal (AFT) Manager Adi Sumarmo, Hendra Permana Hermanto, menjelaskan bahwa program ini lahir dari kepedulian terhadap lingkungan sekitar. “Eceng gondok menyebabkan eutrofikasi dan sedimentasi. Karena itu, kami bantu masyarakat mengolahnya menjadi biogas dan pupuk cair,” terang Hendra.
Baca juga : Gudang Pengepakan Garmen di Boyolali Terbakar
Dalam setahun, sekitar 3.500 kilogram eceng gondok berhasil diolah menjadi energi alternatif. Upaya ini sekaligus menjadi contoh nyata bagaimana limbah dan gulma dapat disulap menjadi solusi energi bersih sekaligus pemberdayaan ekonomi masyarakat. (03)




