SEMARANG, Jatengnews.id — Anggota Komisi D DPRD Kota Semarang, Arya Setya Novanto, menegaskan bahwa pelaksanaan program peserta vasektomi yang digulirkan Pemkot Semarang dinilai progresif dan tidak boleh longgar dan harus mengikuti mekanisme yang jelas.
Arya menilai pelibatan pria dalam program Keluarga Berencana (KB) penting untuk menekan laju pertumbuhan penduduk. “Program ini langkah baik. Jangan semua beban KB ditanggung perempuan,” ujarnya.
Baca juga : Masa Transisi Pemkot Semarang Kebut Realisasi Program Pembangunan
Namun ia mengingatkan agar insentif tidak menjadi pemicu keputusan instan tanpa edukasi. “Jangan sampai orang hanya mengejar Rp1 juta lalu ikut vasektomi tanpa memahami syarat dan risikonya. Edukasi harus jadi tahap pertama,” tegasnya.
Arya meminta Disdalduk KB memastikan seleksi peserta dilakukan secara ketat. Ia menilai vasektomi lebih tepat ditujukan bagi pria dengan minimal dua anak dan tidak lagi berada pada usia produktif. “Tidak bisa disamaratakan. Kalau masih usia produktif tapi didorong vasektomi, itu harus dievaluasi,” katanya.
Ia juga menyoroti belum adanya laporan evaluasi penggunaan anggaran dari Disdalduk KB. Menurutnya, DPRD akan meminta penjelasan resmi dalam pembahasan RKPD. “Kami perlu tahu efektivitas dan dampaknya bagi masyarakat,” ujarnya.
Meski begitu, Arya menyebut insentif Rp1 juta masih wajar sebagai pemantik partisipasi awal. Ia juga meluruskan salah kaprah yang berkembang di masyarakat. “Vasektomi tidak mengurangi kejantanan. Masyarakat harus paham ini,” jelasnya.
Baca juga : VIDEO Pemkot Semarang Prioritaskan Program Pengendalian Inflasi
Arya berharap sosialisasi diperkuat agar tujuan utama vasektomi tidak bergeser menjadi sekadar ‘buru insentif’. Program ini, tegasnya, harus dilihat sebagai upaya membangun keluarga sehat dan meningkatkan kualitas hidup warga. (03)
