30 C
Semarang
, 23 Desember 2025
spot_img

Nawal Yasin Harap Warga Binaan Lapas Perempuan Semarang Jadi Pengrajin Batik Profesional

Nawal menyaksikan langsung beragam karya batik hasil kreativitas warga binaan yang diperagakan di atas panggung

SEMARANG, Jatengnews.id  – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jawa Tengah, Nawal Arafah Yasin, mendorong warga binaan Lapas Perempuan Kelas IIA Semarang untuk menjadi pengrajin batik profesional setelah kembali ke tengah masyarakat.

Menurutnya, keterampilan membatik yang diasah selama masa pembinaan di dalam lapas dapat menjadi bekal penting untuk membangun kemandirian ekonomi sekaligus membuka jalan bagi warga binaan untuk bangkit dan berdaya.

Baca juga: Nawal Arafah Yasin Tinjau Lapas Perempuan

Hal tersebut disampaikan Nawal usai menghadiri Fashion Show Batik Nusantara bertema “Benang Cinta Ibu Dari Balik Tangan yang Menguatkan”, dalam rangka Peringatan Hari Ibu ke-97, yang digelar di Lapas Perempuan Kelas IIA Kota Semarang, Senin (22/12/2025) sore.

Dalam kesempatan itu, Nawal menyaksikan langsung beragam karya batik hasil kreativitas warga binaan yang diperagakan di atas panggung. Ia menilai, motif-motif batik yang dihasilkan memiliki nilai estetika tinggi dan layak bersaing di pasar.

“Saya sangat mengapresiasi bagaimana warga binaan diikutsertakan untuk mengembangkan kreativitas dan inovasinya. Dari proses pembinaan ini, mereka mampu melahirkan sebuah karya batik yang hari ini resmi di-launching,” ujar Nawal.

Pada kegiatan tersebut, turut diluncurkan Batik Malini Padma, batik khas hasil karya warga binaan Lapas Perempuan Semarang dengan motif utama bunga teratai. Peluncuran dilakukan bersama Direktur Jenderal Pemasyarakatan Mashudi, Kepala Kanwil Ditjen Pemasyarakatan Jawa Tengah Mardi Santosa, anggota DPR RI Samuel Wattimena, serta Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng.

“Batik Malini Padma ini memiliki ciri khas bunga teratai yang sarat makna. Ini membuktikan bahwa dari balik jeruji besi pun, warga binaan mampu menghasilkan karya yang bernilai seni dan ekonomi,” ungkapnya.

Nawal berharap, melalui program pembinaan tersebut, pengembangan pengrajin batik di Jawa Tengah semakin kuat. Terlebih, Jawa Tengah merupakan provinsi dengan jumlah pengrajin batik terbanyak di Indonesia, yakni mencapai 2.299 unit produsen batik.

Selain itu, ia juga menekankan pentingnya pembinaan keterampilan sebagai sarana warga binaan untuk mengaktualisasikan diri dan menjawab stigma negatif yang kerap melekat pada mantan narapidana.

“Mereka memiliki bakat yang luar biasa. Ini bisa menjadi bekal ketika keluar dari lapas agar mampu berdikari sendiri dan menjawab stigma yang ada di masyarakat,” kata Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Tengah tersebut.

Ke depan, Nawal juga mendorong Lapas Perempuan Semarang untuk membekali warga binaannya dengan pelatihan perancangan busana ready to wear, guna meningkatkan nilai tambah produk batik.

Baca juga: UMKM Jateng Didorong Tembus Pasar Dunia, Nawal Arafah: Jangan Hanya Nasional, Kita Harus Mendunia

“Kita harus mengembangkan produk-produk ready to wear supaya memiliki value yang lebih dan nilai jualnya semakin tinggi,” tandas istri Wakil Gubernur Jawa Tengah itu.

Langkah tersebut, lanjut Nawal, sejalan dengan visi Gubernur Ahmad Luthfi dan Wakil Gubernur Taj Yasin yang menjadikan sektor ekonomi kreatif sebagai salah satu penopang pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan RI, Mashudi, turut mengapresiasi pelaksanaan fashion show tersebut. Menurutnya, kegiatan ini menunjukkan bahwa pembinaan di lapas dilakukan secara terarah, konsisten, dan bertanggung jawab.(02)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN