27 C
Semarang
, 27 July 2024
spot_img

Nikmatnya Nasi Pecel Mranggen, Jadi Wisata Kuliner Malam Hari di Demak

Hadirkan rasa sambal kacang yang nendang ditambah berbagai sayuran segar, Nasi Pecel di Mranggen saat ini menjadi lokasi wisata kuliner malam hari favorit para wisatawan di Demak. Ditambah menu gorengan yang lengkap dan harga murah lokasi kuliner ini tak pernah sepi dari pembeli

Semarang, JatengNews.id – Makanan nasi pecel menjadi makanan dan kuliner yang enak dan khas di Jawa Tengah, dengan sajian berbagai sayuran dilengkapi sambel kacang.

Siapa sangka, menu nasi pecel ini bisa menarik wisatawan hingga ke luar pulau Jawa dan jadi ikon wisata kuliner khususnya di Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak.

Biasanya, menu nasi pecel disajikan pada pagi hari menjelang siang, namun kali ini hadir budaya yang berbeda dengan menjajakan nasi pecel dibuka malam hari mulai pukul 18.00 WIB hingga menjelang pukul 02.00 WIB dini hari.

Baca juga: Pertahankan Gurih dan Manis, Tahu Pong Karangsaru Jadi Favorit di Kota Semarang

Dibuka malam hari hingga dini hari ini justru menjadi ciri khas nasi pecel yang saat ini menjadi lokasi wisata kuliner dan jujukan para pembeli yang datang baik warga lokal maupun luar kota hingga luar Jawa.

Lokasi wisata kuliner nasi pecel berada di sepanjang Jalan Raya Mranggen Kabupaten Demak. Tepatnya di sepanjang depan Pasar Mranggen atau di depan ruko-ruko yang sudah ditutup saat malam hari dan kemudian dimanfaatkan para penjual nasi pecel berjualan dengan cara lesehan.

18 Pejual Nasi Pecel

Perlu diketahui, bawah kulineran malam dengan menu nasi pecel di Mranggen sudah ada sejak beberapa tahun yang lalu dan sudah menjadi budaya masyarakat di wilayah Mranggen Demak.

Puncaknya dipertengahan tahun 2023 lalu, dimana ada penjual pecel viral bernama Eko Mudiyatik (28) yang juga merupakan warga Mranggen Demak.

Atik salah satu penjual nasi pecel di Mranggen Demak yang viral. (Foto: Kamal)

“Saya itu sempat viral di media sosial jadinya banyak dari luar daerah yang sengaja datang kesini untuk menikmati nasi pecel saya. Ada yang dari Jakarta, Sulawesi dan Kalimantan,” ungkapnya saat ditemui di lapaknya depan Pasar Mranggen Demak, Sabtu (18/5/2024) dini hari.

Hadirnya wisata kuliner ini, tentunya menjadi daya tarik tersendiri untuk meningkatkan kunjungan wisata di Jawa Tengah.

Selain itu, wisata malam kuliner nasi pecel ini juga menjadi daftar wisata baru dan peningkatan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) di sektor ekonomi kreatif yang menjadi 10 program prioritas PJ Gubernur Jateng.

“Mulanya itu, hanya beberapa warung saja yang buka. Namun semenjak viral itu saat ini sampai sudah ada 18 stand penjual nasi pecel di sepanjang Jalan Raya Mranggen ini,” aku perempuan yang akrab dipanggil Atik ini.

Baca juga: Ingin Camping di Gunung Tapi Males Jalannya? Gunung Gajah Telomoyo Jadi Solusi, Bisa Ajak Keluarga Hingga Teman

Meskipun Mbak Atik menjadi sosok penjual nasi pecel viral, ternyata menjalani profesi ini dirinya baru sekitar 1 tahunan lebih.

“Sebenarnya yang lain ada yang lebih lama sekitar lima tahunan yang lalu,” ucap Atik yang memiliki riwayat hidup sebagai seorang wiraswasta.

Menu yang ia jual ini tidak hanya nasi pecel saja namun juga ada sayur lodeh, opor, rica-rica ayam, sate-sate ayam, sate keong, gorengan dan masih banyak menu lainnya. Meskipun demikian, nasi pecel masih menjadi idola di kuliner malam Pasar Mranggen.

Dalam menjalani bisnis nasi pecel, ia mengaku merangkak dari bawah dari mulai yang jualan hanya habis beras 1 kilogram hingga sekarang bisa sampai 10 kilogram perharinya.

Bahkan, dirinya yang bermula jualan sendiri dengan di temani orang tua dan adeknya, kini ia sudah memilili delapan karyawan.

“Delapan karyawan itu empat bantu di rumah dari mulai belanja hingga masak dan empatnya lagi membantu dilokasi jualan. Dan rata-rata hariannya bisa sampai 250 porsi terjual,” sebutnya.

Langganan Komunitas

Nasi pecel Mranggen sudah banyak punya langganan, tidak hanya rombongan keluarga rombongan dari komunitas-komunitas juga tak lupa mampir untuk jajan (makan) di sini.

Waktu weekend, masih menjadi rekor terbanyak pelanggan yang datang dari mulai anak remaja hingga orang tua.

Bahkan saat ini sudah menjadi langganan komunitas-komunitas, mulai dari komunitas motor juga tak jarang mampir ke warungnya setiap waktu weekend tiba.

Nasi Pecel di Mranggen yang selalu terlihat ramai pembeli. (Foto: Kamal)

“Kalau pelanggan itu sebenarnya tergantung jamnya, waktu masih sore gitu dari mulai habis Maghrib yang datang rombongan keluarga, nanti kalau diatas jam 12 malam ganti anak muda,” tuturnya.

Hanya 7 Ribu Rupiah

Jika ingin menikmati sajian nasi pecel Atik, cukup mengeluarkan uang sebesar Rp 7.000, sementara jika ingin menambah lauk minum dan lainnya tinggal menambahkan. Sehingga nominal harganya tergolong ramah di kantong untuk kalangan anak muda.

Geografis Mranggen Demak yang merupakan daerah lingkungan pondok pesantren, banyak kegiatan pengajian dan lokasi wisata religi, sehingga menjadi pendorong lain meningkatnya kunjungan wisatawan khususnya pecinta kuliner.

Menurut Atik, masakan nasi pecel memang sudah menjadi ikon daerah Mranggen. Karena penikmatnya datang tidak ingat waktu dan ada yang jualan pada pagi hari hingga malam hari.

Baca juga: Bernostalgia di Wisata CLBK Semarang, Yuk Nikmati Air Terjun yang Elok Hingga Alam yang Sejuk

Biasanya, Atik membuka warungnya nasi pecelnya ini dari mulai jam 6 magrib hingga jam 2 dini hari. Sementara, untuk kuliner nasi pecel di wilayah jalan Raya Mranggen Demak rata memiliki jam buka sama dengan atik.

Aneka sate jadi pelengkap menu nasi pecel di Mranggen. (Foto: Kamal)

Seperti halnya warga Sragen satu ini, Agus (24) mengaku, senang dengan adanya kuliner nasi pecel di Mranggen Demak. Dirinya yang saat ini menjadi santri di salah satu Pondok pesantren di Mranggen merasa terbantu jika malam hari merasa lapar.

“Makan disini itu sangat work it, apalagi malam hari kan warung makan jarang ada yang buka itu alternatif untuk yang kelaparan pada malam hari,” ujarnya saat ditanya soal wisata kuliner nasi pecel.

Mengetahui ada kuliner nasi pecel di Mranggen, bermula saat dirinya keluar malam bersama temannya usai mengiku kajian di Giri Kusumo Mranggen Demak lalu melewatinya sehingga berhenti. 

“Saya sudah mencoba di lima tempat, jadi biasanya itu ada banyak yang jual kita bisa milih. Setiap malam rame, lewat pulang ngaji Giri pasti mampir karena kangen rasa sambal kacang yang nendang (mantap) ditambah sayuran yang segar sehingga jadi pilihan,” aku pria yang memiliki menu favorit nasi pecel rambak ini. (Adv-01)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN