Beranda Daerah Mahasiswa KKN UIN Walisongo Ikut Lestarikan Tradisi Apitan Bersama Warga Desa Waru

Mahasiswa KKN UIN Walisongo Ikut Lestarikan Tradisi Apitan Bersama Warga Desa Waru

Tradisi Apitan merupakan bentuk ungkapan rasa syukur warga atas limpahan rezeki dan hasil bumi yang telah diberikan oleh Allah SWT.

Tradisi Apitan atau sedekah bumi yang digelar oleh masyarakat Desa Waru, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak, pada Minggu Pahing, (25/05/2025) (foto: Dok KKN).

Demak, JatengNews.id- Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler 84 UIN Walisongo Semarang turut ambil bagian dalam pelestarian tradisi Apitan atau sedekah bumi yang digelar oleh masyarakat Desa Waru, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak, pada Minggu Pahing, (25/05/2025).

Keterlibatan mahasiswa KKN UIN Walisongo dalam kegiatan ini menjadi wujud nyata kolaborasi antara pendidikan tinggi dan masyarakat dalam menjaga kearifan lokal sekaligus mempererat hubungan sosial budaya di tengah masyarakat.

Tradisi Apitan merupakan bentuk ungkapan rasa syukur warga atas limpahan rezeki dan hasil bumi yang telah diberikan oleh Allah SWT. Kepala Desa Waru, Arifin, menyebut kegiatan ini sebagai bentuk balas budi terhadap alam.

Baca juga: Dorong UMKM Go Digital, KKN UIN Walisongo Gelar Seminar dan Pelatihan Digital Marketing

“Apa yang telah diberikan oleh bumi kepada Desa Waru, kami kembalikan dalam bentuk sedekah bumi ini,” ujarnya.

Rangkaian kegiatan dimulai sejak pagi dengan prosesi ziarah ke makam para leluhur desa, yakni Mbah Mukhsin, Mbah Seco Wijoyo Samad, Mbah Nyimpul Waru Krajan, dan Mbah Kagok.

Prosesi ini diikuti oleh Kepala Desa, Sekretaris Desa, perangkat desa, masyarakat, serta mahasiswa KKN UIN Walisongo. Ziarah diisi dengan zikir, pembacaan selawat, dan doa bersama untuk para leluhur serta keselamatan Desa Waru.

Usai ziarah, kegiatan dilanjutkan dengan makan bersama di Gedung Serba Guna Balai Desa Waru. Warga dari berbagai dusun berkumpul menikmati hidangan yang disiapkan secara gotong royong, sambil menjalin silaturahmi dan berbincang dalam suasana akrab.

Puncak acara berlangsung siang hari dengan pertunjukan seni Jaran Eblek yang dibawakan oleh Sanggar Cahyo Kridho Utomo.

Kepala Desa Arifin dalam sambutannya menekankan pentingnya melestarikan budaya lokal sebagai identitas desa. Meski cuaca panas menyengat, antusiasme warga tetap tinggi menyaksikan atraksi kesenian tradisional yang sarat nilai budaya tersebut.

Kehadiran mahasiswa KKN UIN Walisongo dalam tradisi Apitan ini tidak hanya sebagai peserta, tetapi juga sebagai penggerak dokumentasi, pendamping kegiatan, dan agen pelestarian budaya lokal.

Melalui kolaborasi ini, tradisi leluhur tetap hidup dan relevan, serta menjadi media pembelajaran sosial dan budaya bagi generasi muda.

Baca juga: Mahasiswa KKN UIN Walisongo Ajak UMKM Melek Digital Melalui Media Sosial

Demikian informasi mengenai mahasiswa KKN Reguler 84 UIN Walisongo Semarang turut ambil bagian dalam pelestarian tradisi Apitan atau sedekah bumi yang digelar oleh masyarakat Desa Waru. Semoga bermanfaat. (07)

Exit mobile version