
SEMARANG, Jatengnews.id – Anak Presiden RI keempat, Alissa Wahid menegaskan perlu adanya tim investigasi independen untuk mengusut kasus kematian Iko Juliant Junior, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang (Unnes).
Sebagai informasi, Iko Juliany Junior menjadi salah satu korban jiwa dalam peristiwa Prahara Agustus 2025.
Dalam hal ini, Alissa Wahid mendesak Presiden Prabowo Subianto segera membentuk tim investigasi independen untuk mengungkap kematian Iko Juliant Junior.
Hal itu disampaikan Alissa usai berkKunjungan ke Rumah Keluarga Iko bersama sejumlah pemuka agama dan jaringan Gusdurian mengunjungi rumah keluarga Iko pada Rabu (10/9/2025).
Baca juga: Alissa Wahid Desak Presiden Bentuk Tim Investigasi Kematian Iko
Dalam kunjungan itu, ia menyampaikan bela rasa sekaligus mendengarkan langsung kisah keluarga terkait peristiwa yang hingga kini masih menyisakan tanda tanya.
Menurut Alissa, penjelasan Polda yang menyebut kematian Iko akibat kecelakaan lalu lintas belum cukup meyakinkan. Polisi bahkan mengklaim memiliki rekaman CCTV, namun hingga kini belum dibuka ke publik.
“Kalau memang betul kecelakaan, buka saja CCTV-nya. Itu akan memberikan kejelasan, baik bagi keluarga maupun masyarakat. Closure ini sangat dibutuhkan, bukan hanya oleh keluarga, tetapi juga oleh kepolisian yang sedang berusaha mengembalikan kepercayaan publik,” tegasnya.
Desakan Tim Independen
Alissa menilai investigasi tidak bisa hanya dilakukan aparat negara. Ia menegaskan perlunya keterlibatan masyarakat sipil agar hasil investigasi dipercaya publik.
“Tidak lucu kalau salah satu aktor yang dituding melakukan kekerasan eksesif, yaitu kepolisian, justru memimpin investigasi. Karena itu Presiden harus membentuk tim pencari fakta independen,” ujarnya.
Tentang sosok Iko, Alissa menyebut almarhum adalah anak yang baik, nasionalis, dan memiliki kecintaan pada keadilan.
“Iko ini mahasiswa hukum, sejak muda sudah aktif di paskibra, punya kecintaan tanah air, dan sense keadilan yang tinggi. Kehilangan ini bukan hanya bagi keluarga, tapi juga bagi Indonesia. Jangan sampai kematiannya sia-sia,” ucapnya.
Alissa menekankan bahwa kasus Iko hanyalah satu bagian dari persoalan sistemik yang lebih besar. Berdasarkan catatan Badan Hukum Indonesia (BHI), selama Prahara Agustus sedikitnya 10 orang meninggal dunia, 5.800 orang ditahan, 580 dijadikan tersangka, dan lebih dari 1.100 mengalami luka-luka, termasuk tiga orang di Yogyakarta yang harus diamputasi.
Baca juga: Rektor Unnes Siap Bantu Ungkap Kejanggalan Kematian Iko Juliant
“Ini kekerasan eksesif yang harus dihentikan. Saya menuntut Presiden segera mengambil langkah membentuk tim investigasi independen, karena itu satu-satunya jalan untuk menyelesaikan Prahara Agustus,” tegasnya.
Lebih jauh, Alissa menyebut sejumlah tokoh independen bisa dilibatkan, salah satunya mantan Jaksa Agung dan Ketua Komnas HAM, Marzuki Darusman, yang berpengalaman memimpin tim pencari fakta di tingkat internasional. (01).