DEMAK, Jatengnews.id – Intensitas hujan tinggi yang terjadi dalam beberapa hari terakhir menyebabkan debit air di sejumlah sungai di Kabupaten Demak mengalami kenaikan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak pun mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, mengingat ratusan desa di wilayah tersebut masuk dalam kategori rawan bencana, khususnya banjir.
Baca juga : BPBD Demak Pastikan Penanganan Bencana Lebih Terpadu
Kondisi tersebut salah satunya terlihat di Sungai Cabean, Kecamatan Karangawen, yang pada Sabtu lalu sempat meluap hingga ke area persawahan. Limpasan air terjadi akibat tanggul sungai tidak mampu menahan tingginya debit air. Warga setempat bersama petugas, dengan bantuan alat berat, bergotong royong memperkuat tanggul untuk mencegah terjadinya jebol.
“Alhamdulillah, upaya penguatan tanggul yang dilakukan secara cepat berhasil mencegah terjadinya jebol dan dampak yang lebih luas,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Demak, Rezki Sulistyono Soedibyo, Sabtu (13/12/2025).
Rezki menjelaskan, tingginya curah hujan membuat BPBD Demak meningkatkan kesiapsiagaan dengan menyiapkan posko darurat bencana serta menyiagakan personel yang disebar di wilayah-wilayah dengan potensi bencana tinggi.
“Sebagian besar wilayah Kabupaten Demak memang memiliki potensi bencana, terutama banjir, karena banyak dilalui sungai-sungai besar yang bermuara ke laut. Desa-desa di sepanjang aliran sungai ini memiliki tingkat kerawanan yang cukup tinggi,” ujarnya.
Menurut Rezki, berdasarkan pemetaan BPBD, terdapat sedikitnya 127 desa yang tersebar di 14 kecamatan di Kabupaten Demak yang masuk dalam kategori rawan bencana. Meski demikian, ia berharap kondisi cuaca ekstrem tidak berujung pada bencana besar.
“Kami berharap Kabupaten Demak tetap aman dan masyarakat bisa bersama-sama meningkatkan kewaspadaan, terutama saat hujan dengan intensitas tinggi,” katanya.
Sebagai langkah antisipasi jangka panjang, Pemerintah Kabupaten Demak juga telah membentuk Desa Tangguh Bencana (Destana) guna meningkatkan kesiapan dan kemandirian masyarakat dalam menghadapi bencana. Hingga kini, sebanyak 40 desa telah ditetapkan sebagai Destana.
“Destana ini diharapkan mampu meminimalisir risiko dan dampak bencana, khususnya di musim penghujan seperti sekarang,” tambah Rezki.
Selain itu, BPBD Demak juga terus melakukan berbagai upaya mitigasi nonstruktural, seperti sosialisasi dan edukasi kebencanaan, pemberian imbauan kepada masyarakat, serta penguatan penanggulangan bencana di tingkat desa.
Baca juga : Curah Hujan Tinggi Demak Siaga Bencana
“Dengan edukasi dan kesiapsiagaan yang baik, kami berharap masyarakat lebih siap dan tanggap dalam menghadapi situasi darurat bencana,” pungkasnya. (03)



