26 C
Semarang
, 26 December 2024
spot_img

Curah Hujan Tinggi BNPB Peringatkan Bahaya Bencana Alam

Jakarta, Jatengnews.id – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingatkan seluruh daerah di Pulau Jawa masih harus bersiaga menghadapi potensi bencana alam.

“Kondisi tersebut dikarenakan yang terjadi saat ini masih awal, puncaknya akan berlangsung awal 2025 sebagaimana prakiraan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG),” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dikutip dari Suara.com jaringan berita Jatengnews.id, Selasa (10/12/2024).

Baca juga : Pemkab Karanganyar Santuni Korban Bencana Alam

Berdasarkan analisa BMKG diketahui Pulau Jawa, dan 60 persen zona musim di Indonesia lainnya saat ini sudah berada pada musim penghujan dan puncaknya berlangsung sampai kuartal pertama 2025.

Dalam rentang waktu tersebut, BMKG melaporkan kalau hujan meningkat sebesar 20 persen dibandingkan kondisi normal karena dipengaruhi oleh sejumlah fenomena atmosfer seperti Madden Julian Osciliation (MJO), gelombang ekuatorial Rossby, gelombang Kelvin, La Nina lemah dan dapat diperkuat dengan adanya siklon tropis atau bibit siklon tropis.

Dengan begitu, Abdul mengungkapkan bahwa peringatan tersebut harus diperhatikan dengan betul bagi masyarakat dan juga pemerintah daerah demi meminimalisasi dampak buruk yang akan ditimbulkan.

Adapun dalam peningkatan kesiapsiagaan itu yang dapat dilakukan adalah dengan cara mengintensifkan pengecekan pada kawasan aliran sungai, perbukitan, tebing curam, mempersiapkan peralatan, anggaran dan termasuk menetapkan status tanggap darurat bencana.

“Kalau daerah sudah langganan bencana segeralah menetapkan status tanggap darurat sehingga pemerintah pusat dalam hal ini BNPB bisa memberi pendampingan kepada daerah,” ujarnya.

Berdasarkan data rekapitulasi BNPB banjir dan tanah longsor mendominasi kejadian bencana pada sejumlah daerah di Pulau Jawa dari 2-9 Desember 2024. Masing-masing Kabupaten Pandeglang, Lebak, Serang, Cianjur, Sukabumi, Kabupaten Bogor, Pasuruan, Sumenep, Malang, Bandung Barat, dan Cilacap.

BNPB mencatat, di Kabupaten Pandeglang ada 48.340 orang menderita/mengungsi dan satu orang warga meninggal dunia akibat banjir.

Kemudian Kabupaten Lebak tercatat ada 9.705 orang menderita/mengungsi dan tiga orang warga meninggal dunia karena banjir, 1.556 orang menderita/mengungsi dan dua meninggal karena tanah longsor. Kabupaten Serang tercatat sebanyak 1.053 orang menderita atau mengungsi.

Baca juga : Jambore Nasional Tim Elang BRI, Membangun Ketangguhan dalam Penanggulangan Bencana

Kabupaten Cianjur tercatat ada 1.927 orang menderita/mengungsi dan dua orang warga meninggal dunia karena tanah longsor, 4.909 orang menderita/mengungsi dan tiga meninggal karena banjir. (03)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN