27 C
Semarang
, 27 July 2024
spot_img

Mbak Ita Beberkan Strategi Hadapi Kekeringan di Kota Semarang

Semarang, JatengNews.id – Wali Kota Semarang Mbak Ita beberkan strategi hadapi kekeringan dampak musim kemarau di Kota Semarang.

Mbak Ita dengan nama lengkap Hevearita Gunaryanti Rahayu beberkan strategi hadapi kekeringan hadapi musim kemarau di Kota Semarang dengan beberapa langkah.

Mulai dari pengedropan air bersih hingga menjaga lahan kering dari potensi kebakaran, salah satunya tempat pemrosesan akhir (TPA) Jatibarang.

Mbak Ita  mengatakan stok air bersih untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di saat musim kemarau masih mencukupi.

Baca juga: Website Pemkot Semarang Posting Dukung Mbak Ita, Kadiskominfo Sebut Sudah di Take Down

Menurutnya Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Moedal telah melakukan pemetaan wilayah yang sering terdampak kekerasan.

“Pertama dari PDAM, misalnya masyarakat Kota Semarang kekurangan air bersih. Misal di daerah Mateseh, Rowosari, Kecamatan Tembalang,” kata Mbak Ita di Balai Kota Semarang, Selasa (21/5).

Mbak Ita menuturkan, tak hanya PDAM, Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) Kota Semarang juga membantu melakukan pengedropan air bersih. Termasuk banyak pula pihak-pihak swasta.

“Kedua saya minta dari Damkar sekali-kali menyiram taman di pinggiran jalan. Ketiga masyarakat bisa mengelola air, irit air istilahnya karena sumur-sumur juga nantinya makin kering,” ujarnya.

Pihaknya juga telah mengeluarkan ketentuan di dalam TPA Jatibarang setelah peristiwa kebakaran tahun lalu. Kini, seluruh aktivitas di TPA Jatibarang makin diperketat. Contohnya tak diperbolehkan merokok di dalam TPA.

“Keempat menjaga antisipasi kebakaran, terutama di TPA-TPA, saya sudah menyampaikan ada SOP bahwa yang masuk tidak boleh bawa rokok, dan korek api. Hingga saat ini terus berlangsung sweeping dan ketat,” katanya.

Selain itu, sebagai upaya jangka panjang, pihaknya juga akan memasifkan upaya penanaman pohon di seluruh kelurahan yang ada di Kota Semarang. Bibit pohon yang akan ditanam yaitu jenis tanaman produktif seperti alpukat, rambutan, dan pepaya.

Baca juga: Mbak Ita Resmikan Co-working Space BRIN, Tempat Bagi Para Peneliti dan Pelaku Riset Kota Semarang

Termasuk pula akan mengadakan lomba program kampung iklim (proklim). Menurutnya, lomba itu akan memancing masyarakat beramai-ramai membuat kampungnya ijo royo-royo.

Mengadakan kampung hebat, itu adalah lomba yang mengangkat isu proklim. Mereka akan beramai-ramai menyulap kampungnya sesuai ketentuan mengurangi perubahan iklim.

“Sehingga untuk menanam kaitannya juga ada ketahanan pangan. Jadi urban farming ini penting banget, mengingat misalnya kelangkaan sayuran akan berdampak pada kenaikan harga bisa diantisipasi,” katanya. (Adv-01)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN